Agama dan kepercayaan
adalah hal yang disebut sebagai “ problem of ultimare concern “, suatu problem
yang mengenai kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan
agama atau kepercayaannya, maka ia tak dapat tawar menawar, apalagi berganti
agama; agama atau kepercayaan itu bukanlah sebagai rumah atau pakaian yang
kalau perlu dapat diganti, akan tetapi sekali kita memeluk suatu keyakinan,
maka tak dapatlah keyakinan itu pisah dari seseorang. (
Prof.Dr.H.M Rasjidi ).
Manusia seharusnya
mengerti dan paham bahwa agama dan kepercayaan yang diyakininya adalah amat
sesuai dengan sifat asal manusia yang pada dasarnya cendrung ingin mencari
kebenaran, dan apabila dikaji secara mendalam, terbukti amat ilmiah, dalam arti
sesuai dengan alam pikiran manusia atau sangat sesuai
dengan ilmu pengetahuan.
dengan ilmu pengetahuan.
Berpikir menurut dengan
akal yang bebas ( tidak terikat pada tradisi, dogma dan agama ) dan dengan
sedalam-dalamnya sehingga sampai kedasar kebenaran. Berpikir mengenai agama dan
kepercayaan yang benar atau paling tidak dapat diterima oleh akal kita. Maka
kita haruslah berfikir secara analis dan kritis tanpa terikat pada
ajaran-ajaran kepercayaan dan agama, agar kita dapat menemukan suatu kebenaran
tentang agama dan kepercayaan, atau sekurang-kurangnya untuk menjelaskan bahwa
apa yang diajarkan oleh agama dan kepercayaan itu tidaklah mustahil dan tidak
bertentangan dengan akal/logika.
Untuk mengetahui
kepercayaan dan agama itu adalah benar. Maka haruslah kita menyadari arti dan
fungsi dari agama dan kepercayaan.
Kepercayaan yang tidak
dimulai dari suatu pemikiran yang masuk akal akan menghasilkan suatu keimanan
yang lemah, karena kepercayaan itu akan melahirkan pemikiran-pemikiran guna
menopang hidup. Dan selain kepercayaan itu dianut karena kebutuhan, dalam waktu
yang sama juga harus merupakan kebenaran.
Menganut kepercayaan
yang salah, bukan saja tidak dikehendaki bahkan akan sangat berbahaya,
disebabkan kepercayaan itu menjadi dasar pikiran kita. Oleh karena kepercayaan itu
diperlukan, maka dalam kenyataannya banyak kita temui bentuk-bentuk kepercayaan
yang berbeda satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu sudah tentu ada dua
kemungkinan; semua kepercayaan itu salah atau salah satu diantara kepercayaan
itu ada yang benar. Disamping itu, masing-masing bentuk kepercayaan mungkin
mengandung unsur kebenaran dan kepalsuan yang bercampur baur. Maka hendaklah
kita mempergunakan akal dengan sebaik-baiknya, untuk itu kita harus membebaskan
akal kita dari sifat jelek, serta segala hal yang bisa membengkokkan diri dari
pemikiran yang bersih, agar tercipta pemikiran yang lurus untuk sampai pada
kepercayaan yang benar, karena kebenaran merupakan asal dan tujuan segala
kenyataan maka satu-satunya sumber dan pangkal nilai suatu kebenaran ialah
kebenaran itu sendiri. Kebenaran mutlak adalah dari yang Maha Kuasa yaitu
Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar