sponsor

Berita Terbaru

Jumat, 30 September 2011

Agama dan Kepercayaan

 Agama dan kepercayaan adalah hal yang disebut sebagai “ problem of ultimare concern “, suatu problem yang mengenai kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan agama atau kepercayaannya, maka ia tak dapat tawar menawar, apalagi berganti agama; agama atau kepercayaan itu bukanlah sebagai rumah atau pakaian yang kalau perlu dapat diganti, akan tetapi sekali kita memeluk suatu keyakinan, maka tak dapatlah keyakinan itu pisah dari seseorang. ( Prof.Dr.H.M Rasjidi ).

Manusia seharusnya mengerti dan paham bahwa agama dan kepercayaan yang diyakininya adalah amat sesuai dengan sifat asal manusia yang pada dasarnya cendrung ingin mencari kebenaran, dan apabila dikaji secara mendalam, terbukti amat ilmiah, dalam arti sesuai dengan alam pikiran manusia atau sangat sesuai
dengan ilmu pengetahuan.
Berpikir menurut dengan akal yang bebas ( tidak terikat pada tradisi, dogma dan agama ) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai kedasar kebenaran. Berpikir mengenai agama dan kepercayaan yang benar atau paling tidak dapat diterima oleh akal kita. Maka kita haruslah berfikir secara analis dan kritis tanpa terikat pada ajaran-ajaran kepercayaan dan agama, agar kita dapat menemukan suatu kebenaran tentang agama dan kepercayaan, atau sekurang-kurangnya untuk menjelaskan bahwa apa yang diajarkan oleh agama dan kepercayaan itu tidaklah mustahil dan tidak bertentangan dengan akal/logika.
Untuk mengetahui kepercayaan dan agama itu adalah benar. Maka haruslah kita menyadari arti dan fungsi dari agama dan kepercayaan.
Kepercayaan yang tidak dimulai dari suatu pemikiran yang masuk akal akan menghasilkan suatu keimanan yang lemah, karena kepercayaan itu akan melahirkan pemikiran-pemikiran guna menopang hidup. Dan selain kepercayaan itu dianut karena kebutuhan, dalam waktu yang sama juga harus merupakan kebenaran.
Menganut kepercayaan yang salah, bukan saja tidak dikehendaki bahkan akan sangat berbahaya, disebabkan kepercayaan itu menjadi dasar pikiran kita. Oleh karena kepercayaan itu diperlukan, maka dalam kenyataannya banyak kita temui bentuk-bentuk kepercayaan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu sudah tentu ada dua kemungkinan; semua kepercayaan itu salah atau salah satu diantara kepercayaan itu ada yang benar. Disamping itu, masing-masing bentuk kepercayaan mungkin mengandung unsur kebenaran dan kepalsuan yang bercampur baur. Maka hendaklah kita mempergunakan akal dengan sebaik-baiknya, untuk itu kita harus membebaskan akal kita dari sifat jelek, serta segala hal yang bisa membengkokkan diri dari pemikiran yang bersih, agar tercipta pemikiran yang lurus untuk sampai pada kepercayaan yang benar, karena kebenaran merupakan asal dan tujuan segala kenyataan maka satu-satunya sumber dan pangkal nilai suatu kebenaran ialah kebenaran itu sendiri. Kebenaran mutlak adalah dari yang Maha Kuasa yaitu Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar