Satu dari ciptaannya
Sinar mentari menghangatkan tubuh
Cerah bersama kicau burung
Indah
Seindah karunianya
Januari’95
Tobat yang kulewati
Diantara siksa bathin
Aku tak berfikir
Lalu gelap mataku
Menjadi penuntun
Kejahatan yang kuperbuat
Hingga api neraka
Menenggelamkan tubuhku
Aku baru menyesalinya
Januari’95
Kenangan yang kosong
Kuberpaling dari dirimu ketika
Senyum menghias bibirmu
Saat aku dalam kebekuan
Menghindar dari gejolak cinta
Yang tak berani kujamah
Tapi
senyummu tlah
Membuat
diriku merasakan
Kembali perasaan yang
Selama ini kuhindari
Dan ku terkurung didalamnya
Ku bertahan untuk melewati
Namun cinta ini sudah mengalir
Bersama mimpi-mimpi
Yang semakin kuat terasa
Untuk menemui dirimu
Mengobati
kerinduan akan kekasih
Mengorbankan
khayalan dan waktuku
Untuk
setitik bayangmu
Dalam mencapai
cahaya terang
Pada
hidupku bersamamu
Tapi keadaan dan takdir datang
Lebih depan menjadi dinding pemisah
Yang tak bertepi
Sehingga tak akan pernah
Ada kata untuk pertemuan untuk
Cinta yang hadir
Dihatiku yang paling suci
Kasih langitpun merasa berduka
Januari’95
Doa
Kubersujud dibawah kebesaranMu
Mamohon ampun atas segala dosa
Dengan penuh kesadaranku
Pasrah..
Kutak tau
selama ini
Gelap
memperbudak
Dan nafsu
mengendalikanku
Tersungkur
dalam kenistaan
Hina
Ya..Allah
Maafkan hambaMu
Yang tak pernah bersyukur
Hingga
membuatMu kecewa
januari’95
Walau cinta dihatimu
Sungguh ku tau kau berbohong
Ketika kau mengatakan
Kau mencintai diriku
Tak apa
Aku tak akan marah padamu
Karena cintaku tulus
Dan tak akan sirna
Walau kini kau jauh
Pergi bersama kekasihmu
Meninggalkan diriku sendiri
Bayangmu selalu diingatanku
Januari’95
Dimana
Dimana kasihku
Dimana sanyangku
Yang selalu tersenyum padaku
Dimana kasihku
Dimana sayangku
Yang selalu menatapku
Dimana kasihku
Dimana sayangku
Yang selalu bercerita
Dimana kasihku
Dimana sayangku
Yang selalu hadir
Dimana kasihku
Dimana sayangku
Yang masih kurindu
Januari’95
Elegi Merdeka Timur
Kesendirianku kini bersandar
Pada senyum manismu
Tapi kekakuan diri terkurung
Dalam dimensi cinta
Hingga terpisah
Penyesalan dan rasa bersalah
Dan kisah yang akan dimulai
Tlah menjadi catatan kosong
Kuselami diri
Untuk mencari kebenaran
Tentang perasaan ini
Januari’95
Yang hilang
Pada malam
Ditemaramnya lampu-lampu jalan
Kulihat senyum manismu
Senyum yang pernah
Dekat dengan diriku
Dan selalu kehabisan waktu
Hanya untuk menemui dirimu
Namun semua sia-sia
Karena selalu kucoba tutupi
Hingga aku yakin akan cintaku
Dirimu sudah pergi jauh
Januari’95
Pejalan
Melayang dan melayang
Pikiran tanpa beban lepas
Berjalan bagai angin
Hidup untuk hari ini
Hidup untuk dinikmati
Tak ada masa lalu
Tak ada masa depan
Tak ada keinginan
Tak ada tujuan
Terlihat mati
Mati dalam asa
Mati dalam rasa
Namun
Tak mati hatinya
Februari’95
Cililitan dan lelahku
Semilir angin lewati malam
Beribu debu menyatu dalam tubuh
Lelah, gulana menyatu
Dalam tatap mata bening
Memanggil
Menggapai
Bersentuhan
Terhempas
Dan hilang
Di tengah lenggang terminal
Februari’95
Surat untuk Her..(aku
rindu kamu)
Her..cintaku
Asmara yang kau berikan padaku
Selalu melanda jiwa ini
Pancarkan kasih
Membuat angan membumbung tinggi
Menepis asa yang ada
Her…
Angin dingin dimalam itu
Bersih sinar rembulan
Kita bersama dalam rasa
Saling tatap dan bersentuhan
Menghadirkan nada jiwa
Menjadi satu cerita kita
Her, mungkinkah kau lupa
Kebersamaan kita itu dan
Kata cinta yang kuucapkan padamu
Walau norma-norma
Telah memisahkan kita
Hingga kasih kita tak dapat dipersatukan
Tidak, kau tak mungkin lupa, Her..
Karena aku juga tidak bisa pernah melupakan
Semua itu sampai rindu dihati ini
Menggebu ingin jumpa kamu
Sayang ya, Her…
Rinduku tak akan lagi terobati
Walau air mata darah
Keluar dari mataku
Februari’95
Gadis
Seteguh hatimu gadis
Dalam mantra nestapa
Mengelubungi hidup
Diantara sinar gemerlap
Sekata dalam hati
Tegar
Hilang sudah rasa hati
Terputus puspa
Dibening sinar matanya
Cinta yang hilang
April’95
Dari hatiku
Aku jatuh cinta lagi
Namun tak ku harapkan
Bukan aku takut terluka lagi, dan
Bukan karena dia tak cantik
Dia cantik
Teramat cantik
Aku hanya tak ingin..
Maaf
Maafkan diriku ini
Jika aku terus menghindari dirimu
Bukan aku benci kepadamu
Aku hanya menghindari cinta ini darimu
Untuk kubawa jauh darimu
Entah kemana
Mei’95
(aku teringt ku mengenalmu dikala hatiku tertuju padanya,
dikedai itu kau hampiri diriku)
Ini hanya rayuan
Kukira dirinya bidadari terakhir dimuka bumi
Saat diriku berpisah dengannya
Tetapi ternyata diriku salah
SALAH TOTAL!
Karena Tuhan telah menurunkan satu lagi
Bidadari dari surga tuk menemaniku
Dan merubah semua perkiraanku
Membuat mataku semakin terbuka
Dialah gadis yang tak kuperhitungkan
Yang setiap saat disisiku
Membuat elegi cinta
Memeluk dalam penantian
Gadis, maafkan
Aku selama ini terlena dalam nestapa
Hingga tak menyadari hadirnya dirimu
Yang perlahan dan pasti
Membuat hatiku bergetar oleh ketulusanmu
Juni’95
Kuingin sekejap kau
mencintaiku
Suatu malam kutatap angan
Bertanya pada diri
Tentang keberadaan kita
Haruskah
perasaan ini ada
Sedang kau
memberi alasan
Untuk tak
mencintai
Mimpi-mimpi dalam harapan
Saat kepergian
Aku tak dapat hidup tanpamu
Sayangku
dirimu kurindu
Bukan bidadari…
Juni’95
Kuharap kamu…
Aku tak tau apakah aku menyukaimu atau tidak
Dan aku tak perduli apa yang dikatakan orang
Karena yang aku tau
Jiwaku bergetar jika berada didekatmu
Hatiku resah jika jauh darimu
Dan
Setiap kata-katamu
Penuh arti bagi telingaku
Hanya dirimu
Tiada lagi yang kumau
S U N G G U H
Hanya itu harapanku
Oh..kasih
Kebaikan serta sayangmu
Melekat dalam tiap langkahku
Juni’95
(Semoga…suatu saat kau miliku)
Dari masa lalu
Kenyataan pahit yang pernah dialami
Meninggalkan luka hati dan
Luka itu semakin terasa saat disadari
Melayang
Kembali menciptakan keheningan
Dalam kesendirian
Menghayal
terkenang masa lalu
Saat
kehangatan tercipta
Dalam
kekosongan diri
Gontai
Hati
terhanyut berontak
Saat cinta menggapai
Cinta
Perasaan yang kita alami
Dan membuat kita buta
Namun cerita cinta kita
Menjadi cerita hati
Dalam perjalanan hidup kita dan
Harus kita terima sebagai takdir
Untuk disimpan rapat saat-saat manis
Agar kita kenang dihati..
Juni’95
Kupeluk bayang dirimu
dengan hayalku
Dalam kehancuran hatiku
Membuat perasaanku lumpuh
Saat kesunyian diri
Mencari titik terang
Semu dan
jenuh
Namun
Perlahan
dirimu hadir
Memasuki
hidupku tanpa kusadari
Semakin
dalam…dan
Menetap
direlung hatiku
Juni’95
Harus kau tau
Kekasih…
Hatiku biru
Mengikat mendung
Tirai kejadian
Harapan dikejauhan
Kekasih…
Dalam jarak
Secarik hidup kita
Mengisi yang terbuang
Remang pada cahaya
Kekasih…
Memang kita tak ada
Kamu dan harapan
Aku pada tujuan
Terkadang rupa
Kekasih…
Impian itu ada
Tidak terlarut
Walau samar
Percayalah
Juli’95
Gadis biru
Sekuntum mawar itu
Telah layu… lama
Dan mungkin tak akan
Pernah bersemi lagi
Dingin
menikam sumsum
Beku
menyelimuti dada
Air mata telah mengering
Oleh
kemarau panjang
Kala pagi tiba
Berjalan menyusuri liku
Pada sisi-sisi sepi
Hingga tiba malam
Mengalun
tembang alam
Rembulan
temaram
Tawa yang
malas terdengar
Memecah butir-butir debu
Juli’95
Dibalik kata-kataku
Ada hasrat dan tekat
Tapi ku tak mampu
Berbuat
Kucoba menepis
Namun semakin jelas terlihat
Pesonamu
Dan
Tak keberdayaanku
Pada dirimu
Seandainya
Mungkin
Harapanku
Malam mendekati
Rembulan tampak kesepian
Menyaksikan
Kerinduan diriku padamu
Yang tak pernah kau tau
Karena selalu tertutupi
Oleh sejuta hina
Juli’95
Lari
Jauh darimu
Sembunyi
Dari bayang senyummu
Menyiksa
Bintang-bintang
menyaksikan
Angin malam
mengetahui
Cinta yang
tumbuh dalam hati ini
Begitu tulus
Setulus
mentari pagi
Yang hadir kala usai malam
Ku tak ingin cinta hilang
Aku tak mau cinta berakhir
Hanya kamu hidupku
Kumiliki
Dan hadir
Ketika
daun-daun menyentuh bumi
Waktu akan silih berganti
Terik siang
hari
Dingin
gelap malam
B I R U
Temaram pelita
Bersama sunyi
Diriku
Mengingat apa yang terjadi
Antara kita
Hati kita
Dan masa lalu
Juli’95
Yayuk dan Bambang
Lama sudah kata cinta
Tak lagi bersama
Lama sudah hari-hari
Terlewat tanpa kerinduan
Tak ada
lagi tawa
Tak ada
lagi tangis
Tak ada
lagi bahagia
Tak ada
lagi sakit hati
Itu semua sudah berlalu
Lama…
Seiring pergeseran sang waktu
Musim yang berganti
Kini
Hadir seorang bidadari
Menyatukan
butir-butir cinta
Yang kering oleh kemarau
Pesona
Ketulusan
Kasih sayang
Membuai setiap kehidupan
Mengisi kekosongan hati
Disisi kenangan…
Yang pernah ada
Agustus’95
Sendu
Malam merambah
Rembulan redup
Halus
Kutatap lekat
Dibalik kabut tipis itu
Kau berdiri
Lembut
Angin
mengiring
Dedaunan
melambai
Hatiku
berdebar
Kala
kuinginkan dirimu
Cintaku
Ku kenal
sinar matamu
Garis wajahmu
Bertaburan bintang
Temaram suasana
Romantisnya malam
Ciptakan janji
Hasrat
Keinginan
… …
Bayangmu hilang tanpa rimba
… …
Aku menangis
September’95
Tidak ada komentar:
Posting Komentar