Gadis khayalan
Entah siapa aku tak tau
Yang pasti cintaku hanya padanya
Gadis istimewa yang selalu
Berada dihatiku dan
Ku khayal bersama mimpi-mimpi
Sedang apa kau malam ini
Menantiku, ah… tak mungkin
Kenalpun kau tidak
Tapi seandainya ku di landa kerinduan
Kan
kupeluk dan kucium dirimu
Tapi dimana aku akan menemukanmu?
Gadis istimewaku, akupun tak kenal kamu
Gadis istimewaku, akupun tak kenal kamu
Pebruari’94
Pulang
Kembali kekampung halaman
Menatap kembali sisa-sisa kenangan
Kuingat kau duduk disana
Waktu kita bertemu
Kutatap dirimu kau tersipu malu
Malam itu
kita saling memahami
Bercerita
tentang hidup kita
Kutau
ketulusan cintamu
Maafkan
diriku
Kau tak tau
kebohongan hatiku
Waktu itu aku muak
Oleh cinta yang menyesatkan
Kemesraan yang menghanyutkan
Yang menjerumuskan pada angan
Dan aku terlena
Kini
setelah lama kupergi darimu
Ingin
kutebus semua kesalahan
Dengan
segala cinta dan kejujuranku
Kuharap,
kau masih kau yang dulu
Tapi kini aku tak percaya dan
Mau menerima kenyataan ini
Setelah mencari dan berjumpa denganmu
Aku hanya menemui pusaramu
Maret’94
Kebodohanku
Dari penantian
Terulang kembali kesalahan
Dan penyesalan yang lalu
Bukan salahmu
Kau pergi lama
Yang membuatku rindu
Aku tak khilaf
Aku hanya bodoh
Karena kesalahan terulang kembali
Dan aku makin jauh didalamnya
Maret’94
Aliea V
Emosi jiwa hanyut tak tertahankan
Belenggu tikam darah muda
Obsesi dan kewajiban membaur
Yang hak tak dimiliki
Kata-kata keras terlontar
Kain menjadi curahan hati
Benar dan salah makin samara
Kemajuan atau kemunduran
Gejolak…gelora …
Darah dan api jadi trendy
Pengorbanan yang tersisih
Bos punya kuasa melupakan asal
Maret’94
Aliea VI
Kumeniti hari disaat semua terlelap
Malam yang panjang pada keputusasaan
Lelah dan gundah
Muak dan jenuh
Apa pedulimu?
Aku dan kehidupanku
Sendiri dalam kesepian
Seperti bulan yang tertutup awan itu
Genang air diatas aspal
Hawa dingin menusuk tulang
Tertahan oleh sebatang rokok sahabat setiaku
Dan mungkin kau juga menanti dan mengharapkanku
Sementara ku disini dalam kebimbangan roda kehidupan
Seakan nasib mempermainkanku
Perasaan menggodaku
Lihatlah lelaki setengah itu
Cintanya terbuang demi hasrat dan uang
Sedang aku
Membanting tulang dan menahan hasrat
Demi cinta dan uang
Jika malam makin larut lelahpun bertambah
Kemudian aku terlelap diatas roda
Lalu bermim[I indah tentangmu
Apa perdulimu?
Kau tak mengenal diriku
Maret’94
Aliea VII
Saat takdir mempertemukan kita
Kukira tak akan ada yang mampu
Memisahkan cinta kasih kita
Karena kita tau kita saling membutuhkan
Dan
merekapun tau tentang itu semua
Tapi…
taukah kau?
Tentang
kebohongan hatiku
Ya, taukah kau?
Siapa aku
ini sebenarnya
Ah, kurasa
kau tak perduli
Kau dan aku
saling mencintai
Sungguh aku tak termaafkan
Saat akan kubuka tabir itu
Kau telah pergi jauh
Tinggalkan cinta kita dan dunia ini
Ku terkenang saat kau menatapku
Maret’94
Aliea VIII
Kuingin kau sadari
Aku tak pantas untukmu
Aku hina
Lebih hina dari anjing geladak
Tapi katamu tak apa
Kuingin kau
sadari
Aku tak
pantas disisimu
Aku kotor
Lebih kotor
dari lumpur
Tapi katamu
biarlah
Kuingin kau sadari
Aku tak pantas dihatimu
Aku hitam
Lebih hitam dari noda
Tapu kau tak perduli
Dan kau
ingin aku sadari
Cintamu
tulus padaku
Maret’94
Aisyah
Aisyah nama indahmu
Tatap tajam matamu
Membuat gemuruh hatiku
Aku menyukaimu
Aisyah nama indahmu
Aku selalu memperhatikanmu
Kau berjalan diantara ingatanku
Dan aku selalu memimpikanmu
Aisyah nama indahmu
Kukecup kedua pipimu
Sebagai pernyataan cintaku
Kau tertunduk malu
Aisyah nama indahmu
Kau pergi dari sisiku
Ketika diriku terjaga
Meninggalkan senyum penghias mimpi
Juni’94
Pada kekasih
Ketika perjalananku semakin jauh
Aku terkenang kembali pada kekasih
Kekasih yang aku lupakan
Saat diriku terlena
Aku begitu bodoh percaya kata mereka
Tak mendengar ucapanmu
Kini telah kusadari
Aku yang bersalah padamu
Ingin aku berlari
Saat senyummu hadir dalam ingatanku
Namun
Aku hanya tertunduk diam
Malu
Kini aku akan berjalan dikehidupanku
Sendiri
Kasih, kalung pemberianmu telah hilang
Tapi cintaku padamu akan abadi
Juli’94
Cinta lelaki itu
Pohon kering tanpa dedaunan
Sungai tak mengalir air
Panas diatas kepala
Debu bercampur peluh
Gadis pergi membawa gundah
Meninggalkan penyesalan dilelaki itu
Pondasi-pondasi
rumah
Bersinar bulan diatasnya
Batu-batu terhampar
Lelaki itu
duduk menatap hampa
Akankah
gadisnya datang
Dengan berjuta rindu yang terpendam
Juli’94
Khilaf
Hasrat dan keinginan tertahan
Antara dosa dan pahala
Bimbang berkecamuk dihati
Keimanan jadi pegangan
Tapi imannya begitu tipis
Agustus’94
Aliea IX
Ku tatap kembali masa lalu
Ke hari-hari saat kita berdua
Kubahagia bersamamu kala itu
Jalan-jalan
tampak renggang
Kita berdua menyusurinya
Bercerita
melepas kerinduan
Dan ketika aku akan pergi
Kau menatapku ditempat itu
Aku berjanji akan kembali
Tapi air matamu tetap menetes dipipi
Kini aku
kembali jua padamu
Namun dirimu tak aku dapati
Kau telah
pergi kesebrang benua
Tanpa tinggalkan berita untukku
Tak ada kata-kata yang bisa aku ucapkan
Dan sampai kini
Aku sangat menangis
Saat mengetahui aku mencintai dirimu
Agustus’94
Aliea X
Walau anak-anak sungai itu
Mengalirkan air yang berwarna-warni
Namun akhirnya mencapai tepi laut juga
Dan disaat
orang tua kita menyadarinya
Mereka buat jurang-jurang pemisah
Tapi aku tak perdulikan mereka
Kubuat jembatan-jembatan yang dapat mempertemukan kita
Agustus’94
Aliea XI
Kuberjalan dikotamu malam ini
Membangkitkan kembali ingatan
Yang lama telah hancur lebur
Berjuta kegetiran merasuk hati
Saat perpisahan kita lewati
Kuberjalan
dikotamu malam ini
Menikmati kembali kenangan indah
Ketika kita masih bersama
Kebenaran yang sulit ditutupi
Bahwa aku
tetap mencintaimu
Kuberjalan dikotamu malam ini
Diantara keramaian dan kesibukan
Aku sendiri dan kesepian
Tak tau ingin berbuat apa
Karena kau tak disisiku
Kuberjalan
dikotamu malam ini
Menuju
gundukan tanah kering
Kupanjatkan doa dan kutaburi bunga
Mimpi indahlah engkau
Kan
kutemani engkau dengan cintaku
Agustus’94
Dalam dua
persimpangan
Keheningan itu mengiang ditelingaku
Rintik hujan masih berjatuhan diluar sana
Disini, saat ini
Keraguan masih menyelimuti diriku
Antara cinta dan keputusasaanku
Dalam dua
bola matamu
Ingin kuhindari pertemuan antara
kita
Namun
Diriku tak kuasa berpisah denganmu
Karena aku membenci dan mencintaimu
September’94
Diamnya diriku
Kutatap wajahmu di setiap kesempatanku
Tersiksa diriku melihat kau tersenyum
Kubawa kamu dalam setiap khayalku
Berdetak jantung kala kau menatapku
Karena ku tak ingin kau tau
Tentang cinta yang ada dihati ini
Biar..biarlah perasaan ini
Tetap berbunga-bunga dalam hatiku
Biarlah mimpi indah ini berlalu
Tanpa menjadi kenyataan
Dan
Biarlah rindu dalam hatiku kusimpan dalam-dalam
Oktober’94
Cerita dihati
Kita habiskan malam yang tak berujung
Menikmati cahaya-cahaya bintang
Bercerita dalam dinginnya angin malam
Semua itu memang bagian dari masa lalu
Masa lalu yang pernah kita miliki
Dan hanya kita berdua yang mengerti
Apa arti didalamnya
Ku ingin tak kau sesali dan kau lupakan
Walau kita tak pernah bisa bersatu
Selamanya
Namun biarkanlah cerita itu
Menjadi kenangan untuk kita berdua
‘kan selalu kita ingat bahwa
Dihati kita telah tergores sebuah nama
Yang akan kita kenang selamanya
Oktober’94
Suatu malam
Ingatkah kau malam itu?
Saat lelah mempertemukan kita kembali
Dirimu memanggilku
Kutersentak ketika tau itu kamu
Sungguh aku tak menyadarinya
Ah malam semakin larut
Lampu diatas terminal celilitan
Inipun temaraam
Lenggang bis berbagai jurusan
Kita berpisah disitu
Dan mungkin untuk selamanya
Sepikah kau malam ini?
Aku kesepian
Nopember’94
Malam
Kau datang tanpa kuduga
Mengisi hari-hariku
Dan membuatku berani mencintaimu
Tapi sayang
Kau telah memutuskan pilihan
Hari
berganti
Bulan
berlalu
Bagiku kau
tetap kasihku
Tanpa kau tau
Sinar resah
dimatamu
Bisikan
cinta ditelingamu
Yang tak
berani kuucap
Kasih
Hingga saat perpisahan tiba
Kau pergi melanjutkan hidupmu
Tidak engkau sadari, diriku engkau tinggalkan
Kekasih hilang begitu saja
Meninggalkan bekas dihatiku
Malam ini
bulan dan bintang
Tetap
menghiasi dunia
Seperti
sepi yang menemaniku
Hampa yang
membanyangiku
Kasih
Dimanakah
kau tinggal?
Aku ingin menemanimu malam ini, jika kau sendiri malam ini
Nopember’94
Akhir dari perjalanan
Kubiarkan peluh mengucur
Membasahi kulitku yang terbakar matahari
Dan kubiarkan nanah dikakiku
Namun
Aku tak akan berhenti berjalan
Dan mencari dirimu yang
Tak pernah kembali
Ku telusuri
jalan-jalan
Ku lewati
malam
Ku telusuri
kota-kota
Ku lewati
musim berganti
Hingga kutemukan dirimu
Berbaring dibawah pohon kamboja ini?
Nopember’94
Aku ingin sekali lagi
Tatapan matamu teduh
Senyum manismu penuh pesona
Tapi bukan itu semua yang membuatku mencintaimu
Akupun tak tau apa
Yang aku ingat
Aku sangat kehilangan durimu
Saat kau pergi dari dunia ini
Diriku bagai kapas tertiup angin
Tatapan mataku hampa
Kasih
Aku ingin sekali lagi bertemu denganmu
Agar kau tau cinta ini
Telah mengalir dalam darahku
Kasih
Aku mohon sekali lagi bertemu denganmu
Agar kau yakin bahwa cinta ini telah
Menyatu dalam jiwa dan ragaku
Desember’94
PPD 40
Setitik kenangan
Terjadi diatas rodamu
Dan saksi atas cintaku
Kuingin bersamamu
Mengulanginya lagi
Ku tunggu…
Desember’94
Kenanglah saat kita
bersama
Saat kebahagiaan tidak
Selalu dengan kita
Bagiku itu tak mengapa
Aku cukup bahagia
Ketika diriku mengenalmu
Hingga kita dapat bersama
Berbagi dan bercerita
Sampai diriku dapat
Merasakan kembali getaran hati
Sungguh
Kau berikan aku kesempatan
Untuk dapat memperkenalkan diri
Walau kita hanya dapat saling
Menyapa tanpa ada cerita cinta
Kutak menyesali perjumpaan kita
Yang hanya sesaat itu
Karena akan kukenang selalu
Pandanglah serta merta
Kenangan kita itu
Juga hari-hari manis
Yang pernah kita lewati
Kumohon
Jangan kau lupakan
Karena hanya itu milik kita
Kenanglah semua itu
Ketika kau sadari malam ini
Desember’94
Terkekang bayang
dirimu
Semilir angin berhembus
Antara waktu
Saat kita bersama
Dirimu selalu kutatap
Tanpa bisa ku berpaling
Hingga mata kita berjamahan
Hadir
Dirimu
selalu hadir
Walau kau
tak disisiku
Dan selalu
membayangi
Setiap
langkahku walau
Ku tau kau
bukanlah untukku
Aku menyadarinya
Dan selalu berdoa untuk
Melupakan dirimu
Hingga kita benar-benar
Berpisah
Perjumpaan sudah jauh berlalu
Ku tetap
tak dapat
Menepis
bayang-bayangmu
Hingga
kusadari
“aku merindukanmu”
Desember’94
Dalam hatiku
Kau pandang diriku
Ku tertunduk diam
Terhenyah
Dalam tak keberdayaanku
Kau begitu perkasa gadisku
Saat kepolosan hatimu
Membuka tabir cintamu
Dengan pesona senyummu
“ku sayang padamu”
Itulah kalimat yang tak
Pernah terucap dari mulutku
Karenanya akan selalu
Kubawa cinta ini kemanapun kupergi
Desember’94
Tidak ada komentar:
Posting Komentar