sponsor

Berita Terbaru

Kamis, 28 Oktober 2004

DANA REVOLUSI



... ANTARA ADA DAN TIADA... ANTARA PERCAYA DAN TIDAK...

Cerita ini berawal ketika banyak saudara, teman dan kenalan yang menjadi korban dana revolusi, banyak waktu dan uang yang dihabiskan untuk memburu dana revolusi itu, tetapi semua berakhir dengan kekecewaan...dan atas dasar latar belakang itulah akhirnya saya mencoba terlibat dalam aktivitas mereka, berbagai sumber saya coba telusuri,dan akhirnya saya mendapat beberapa reverensi dan beberapa nara sumber ketika saya terlibat dalam aktivitas memburu dana revolusi, yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu disini..


Pada tahun 1906 terjadilah ikrar-ikrar Raja-Raja Nusantara yang diprakarsai oleh Dr. Ernest Francois Eugene Douwes Dekker umum dikenal dengan nama Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi, Soetomo, Raden Adipati Tirtokoesoerno (presiden pertama Budi Utono), Pangeran Ario Noto Dirodjo dari keraton Pakualaman, Raden Mas Soewardi Soerjaningrat dan Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, dalam ikrar tersebut ditumbuhkan rasa nasionalisme "Tanah air(Indonesia) diatas segala-galanya". Pada saat itu seluruh Raja-Raja Nusantara menyumbangkan sebagian aset mereka untuk membantu perjuangan (Dana Perjuangan). Sebagian dana itu dipakai untuk biaya perjuangan dan sebagian lagi disimpan diluar negeri ...hingga terjadilah dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928).

Dana Revolusi..dana yang dihimpun berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 19 tahun 1960. Isinya antara lain, mewajibkan semua perusahaan negara menyetor lima persen dari keuntungannya pada pemerintah --- bagi Dana Revolusi. Yang disebut perusahaan negara itu, termasuk pula berbagai perusahaan Belanda yang baru dinasionalisasikan, seperti perkebunan-perkebunan besar.
Dana Revolusi dikumpulkan selama 1960-1965, dana revolusi yang berupa lantakan emas senilai 225 juta poundsterling disimpan di Barclay's Internasional Bank, London, Inggris dan di The Guyerzeller Zurmont Bank, Swiss sebesar US $ 350 juta. Sedangkan dana revolusi yang berupa uang disimpan di Union Bank of Switzerland sebanyak US $ 850 juta. Di Bank Daiwa Securities Company, Tokyo, US $ 450 juta.

Dana Revolusi adalah dana yang dihimpun untuk kepentingan revolusi yang menurut Bung karno sang Pemimpin Besar, Revolusi sendiri belum selesai, dana revolusi dimaksudkan untuk dana pembebasan Irian Barat. Sebab ketegangan hubungan RI-Belanda dalam hal Irian ini memuncak pada 17 Agustus 1960. Pada waktu itulah RI memutuskan hubungan diplomatik dengan Kerajaan Belanda, dan selanjutnya bertepatan dengan hari ulang tahun dimulainya aksi militer ke 2 Belanda, 19 Desember 1961. Presiden Soekarno mengucapkan Tri Komando Rakyat (Trikora) di Jokja. Dengan Trikora ini maka mulailah konfrontasi total melawan Belanda.
Operasi militer itu terang membutuhkan biaya, antara lain untuk membeli senjata. Irian Barat akhirnya kembali kepangkuan RI, 1 Mei 1963. Tapi...revolusi terus berlanjut Presiden Soekarno mulai mencanangkan konfrontasi melawan Malaysia. Bung Karno menganggap Malaysia merupakan proyek neokolonialisme Inggris "yang membahayakan revolusi Indonesia yang belum selesai". Operasi gerakan bersenjata Ganyang Malaysia ini berlandaskan Dwi Komando Rakyat (Dwikora).

Berdasarkan fakta-fakta tersebut Presiden Soeharto memerintahkan untuk menyelidiki kebenaran maka dibentuklah Tim Operasi Teladan, dengan tugas mengembalikan Kekayaan harta negara. Tim yang dibentuk berdasarkan Keputusan Mentri Muda Sekretaris Kabinet (Menmud Seskab) Nomor 2 Tahun 1987, diketuai Marsekal Madya Kahardiman, Kepala Tim Pemeriksa Pusat (Teperpu) Kopkamtib. yang jadi anggota antara lain Teiku Mochamad Zahirsjah, Direktur Bank Indonesia, dan Hartanto, Sekretaris Mentri Muda Sekretaris Kabinet. Tim tersebut diberi batas waktu bekerja sampai 31 Oktober 1987, dan bertanggung jawab kepada Menteri Muda Moerdiono. Tim ini hanya berhasi lmenarik dana revolusi yang berada di bank Indonesia, saldo dana revolusi yang masih tersisa di bank Indonesia adalah Rp.1.503.024.614.983. Juga ada yang berupa mata uang asing sebesar US $ 553 ribu. ini merupakan rekening tidur yang bertahun-tahun tidak ada transaksi. Dana ini sudah diserahkan kerekening bendaharawan umum negara.

Lalu bagaimana nasib Dana Revolusi yang berupa lantakan emas senilai 225 juta poundsterling disimpan di Barclay's Internasional Bank, London, Inggris dan di The Guyerzeller Zurmont Bank, Swiss sebesar US$ 350 juta, dan berupa uang disimpan di Union Bank of Switzerland sebanyak US$ 850 juta. Di bank Daiwa Securities Company, TokyoUS$ 450 juta. hingga kini belum ada yang bisa/dapat membawa kembali dana revolusi itu.. hingga kini banyak orang yang menjadi korban atau bahkan menipu dengan mengatasnamakan Dana Perjuangan / Dana Revolusi / Dana Amanah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar