sponsor

Berita Terbaru

Senin, 28 April 2014

Mengenal Batu Akik




Batu akik, batu agate atau agaat adalah batu yang utama dari keluarga batu-batu akik. Batu agate adalah yang utama dari keluarga batu-batu calcedon dan di Indonesia terkenal dengan nama batu akik.
Batu akik ini dapat dikatakan tersebar di seluruh dunia. Warnanya pun tidak satu macam, dari merah sampai putih susu, biru sampai hitam pekat. Biasanya batu akik terdapat garis-garis dengan warna yang berbeda seperti coretan, lingkaran atau urat. Batunya keras, nilai kerasnya 7 berdasarkan daftar keras Mohs. Walaupun batu ini amat keras, batu ini juga bisa retak atau lecet jika terkena benda-benda kasar atau tajam. Batu akik juga bisa retak jika dibiarkan
terjemur pada cuaca yang panas.
Untuk menjaga batu ini cukup meletakkan di tempat yang dingin dan gelap sudah cukup aman.
Akik sutera, bening dan menembus jika dipandang lama-lama dan agak tampak seperti ada sehelai sutera dalam batu.
Akik cempaka berwarna merah pinang matang, kuning emas. Batu akik cempaka terdapat di bali, pulau2 sunda kecil dan maluku.

Batu akik banyak ditemukan di Brasil, Uruguay dan Amerika. Banyak produk-produk yang terbuat dari batu akik berasal dari Jerman (negara yang menjadi pusat pemosresan batu akik).


Batu mulia/permata

adalah sebuah mineral, batu yang dibentuk dari hasil proses geologi yang unsurnya terdiri atas satu atau beberapa komponen kimia yang mempunyai harga jual tinggi, dan diminati oleh para kolektor. Batu permata harus dipoles sebelum dijadikan perhiasan.
Di dunia ini tidak semua tempat mengandung batu permata. Di Indonesia hanya beberapa tempat yang mengandung batu permata antara lain di provinsi Banten dengan Kalimayanya, di Lampung dengan batu jenis-jenis anggur yang menawan dan jenis cempaka,di Pulau Kalimantan dengan Kecubungnya (amethys) dan Intan (berlian). Batu permata mempunyai nama dari mulai huruf a sampai huruf z yang diklasifikasikan menurut kekerasannya yang dikenal dengan Skala Mohs dari 1 sampai 10. Permata yang paling diminati di dunia adalah yang berkristal yang selain jenis batu mulia seperti Berlian, Zamrud, Ruby dan Safir, batu-batu akik jenis anggur seperti Biru Langit, bungur atau kecubung yang berasal dari Tanjung Bintang, Lampung saat ini banyak di buru oleh para kolektor karena kualitas kristalnya.
Biasanya, batuan asli mempunyai ciri-ciri yang menarik seperti "inclusion", warna, kekerasan, dan bentuk yang berlainan dari batu sintetik. Untuk pengetahuan semua, terdapat dua cara permata buatan manusia dihasilkan. Pertama, secara sintetik dimana batuan asli dileburkan dan dibentuk kembali dan kedua secara immitation (tiruan) yaitu batuan asli dicampur dengan bahan lain seperti kaca. Batuan sintetik masih lagi dianggap sebagai permata yang berharga kerana bahan asalnya merupakan batu asli.

Perbedaan pertama ialah, batuan sintetik biasanya tidak mempunyai "inclusion". Inclusion ialah kesan seakan-akan retak (crack), atau buih (buble) atau terdapat benda asing di dalam batu (seperti tourmalined and rutilated inclusion) atau lamella (kesan seperti cap jari) atau "microcrystalline aggreget" (seperti rekahan tetapi tidak boleh dirasa dengan menggunakanjari).

Inclusion berbentuk bebenang berwarna putih pada blue-lace agate.

"Ferocolumbite inclusion" pada sapphire yang berbentuk seperti bintik hitam.

"Amethyst inclusion" memberi kesan warna ungu pada quartz yang berwarna putih.

"Pyro inclusion" pada ruby membentuk kesan kekuningan.

Salah satu ciri emerald (zamrud) dari Columbia ialah inclusion yang dinamakan jardin. Jardin memberi kesan seperti rekahan, buih dan/atau bintik kehitaman pada emerald

Jenis Batu Permata PALSU

Pernahkah kita melihat batu permata sintetis, atau jangan-jangan batu permata yang kita miliki ternyata tidak asli. Dewasa ini banyak sekali beredar batu permata palsu. Perkembangan zaman serta semakin canggihnya teknologi semakin menunjang pembuatan batu permata palsu. Untuk itu kita harus jeli dan hati-hati dalam memilih utamanya membeli batu permata agar tidak tertipu.

Sejatinya pembuatan batu-batu yang tidak asli sudah dimulai sejak jaman dulu/kuno seiring dengan merebaknya kegemaran terhadap batu permata / batu mulia. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh orang yang bersifat aji mumpung untuk menggarap pasar batu permata yang pasarnya masih terbuka lebar. Hal ini mungkin bisa dikatakan sah saja apabila orang yang menjual tersebut mengatakan apaadanya. Namun tidak sedikit pula yang menggunakannya untuk melakukan penipuan. 

Batu rekaan 

Batu jenis ini adalah batu alami yang kemudian direkyasa oleh perajin dengan cara menambalnya untuk memperoleh efek yang diinginkan. Contoh adalah batu zamrud asli yang berwarna pucat, hijaunya ditambal bagian belakangnya dengan batu sintetis hijau tua. maka simsalabim jadilah batu zamrud siberia yang terkenal dengan harganya yang mahal. Batu safir star yang berwarna putih juga bisa ditambal dengan batu sintetis warna merah atau biru sehingga menjadi blue safir star atau ruby star. ya kalau sudah dipasang di cincin emas pastilah batu tersebut tidak terlihat dan tak kalah menarik dengan yang asli. Orang australia menambal batu opal mereka yang tipis-tipis dengan batuan sejenis quartz sehingga lebih menarik. dan rekayasa produk ini dinamakan opal doublet/triplet.

Batu Tiruan
 
Namanya saja sudah tiruan, dipasar orang sering menyebut batu ini dengan imitasi/palsu karena memang benar 100% palsu, kenapa dibilang palsu karena di test secara apapun mulai dari kekerasan sampai dengan bahan kimia/struktur mineralnya bukan sama dengan aslinya misalnya ruby dengan Al2O3-nya maka diganti dengan beling/porselen. Pedagang dengan tenangnya membohongi pembeli dengan menyebut ini biduri sepah,ini blue safir, akan tetapi yang dijual hanyalah sebuah kaca/beling biasa.

Batu Sintetis 

Batu sintetis adalah bukan batu yang diproses dengan mesin, pemrosesannya mengambil bahan kimia mineral dari batu aslinya. misalnya batu intan/diamond dengan struktur kimianya C atau karbon, biasanya dengan mesin yang mempunyai suhu 1500 degree celcius dan tekanan 10000 atm dan dengan waktu tertentu maka jadilah sebuah diamond dengan kekerasan 10 scala mohs, structur komia akan sama yaitu C dan berat jenisnya pun sama yang membedakannya adalah seratnya ( ciri visualnya) dengan memakai kaca pembesar minimal 10 tergantung dengan ukuran batunya. apabila alami seratnya cenderung melengkung dan kemulusannya agak kurang sedangkan sedangkan batu sintetis garis seratnya cenderung lurus-lurus dan tingkat kejernihannya nyaris tanpa cacat. sebagai contoh adalah american star, adalah ingin meniru ruby yang asli akan tetapi apabila disandingkan maka starnya akan berbeda.



5 Mitos dan Fakta Tentang Batu Mulia
Batu mulia seperti permata, rubi, atau opal memang bisa membuat penampilan pemakainya memukau. Beberapa di antaranya bahkan diyakini membawa keberuntungan bagi pemakainya. Tapi, ada juga yang disebut membawa sial.

Banyak sekali mitos yang beredar tentang batu mulia. Untuk itu ketahui fakta di balik mitos seputar batu mulia.

1. Mitos : Berlian adalah batu mulia termahal
Fakta : Para ahli batu mulia masih memperdebatkannya. Beberapa di antaranya percaya bahwa zamrud adalah batu mulia yang paling mahal. Sedangkan ada juga yang menganggap batu alexandrite yang paling mahal. Faktanya, berlian biru 6,04 karat yang pernah dilelang di Sotheby, Hong Kong, harganya mencapai US$ 7,98 juta, atau setara dengan Rp 73,9 miliar. Berlian tersebut merupakan berlian termahal di kelasnya.

2. Mitos : Opal membawa kesialan
Fakta : Pada awal ditemukan, ribuan tahun lalu batu opal dianggap membawa keberuntungan. Bangsa Romawi menjadikan batu opal sebagai kombinasi dari berbagai keindahan batu berharga. Sepanjang sejarah Romawi, kaisar memberikan istri mereka batu opal untuk keberuntungan. Seiring dengan waktu, opal terutama opal hitam dijadikan jimat terkait dengan sihir, pemicu wabah, bencana dan kemalangan. Tetapi, zaman modern tidak lagi menganggap takhayul semmacam itu. Opal hitam dianggap batu langka dan mahal.

3. Mitos : Berlian tidak dapat dihancurkan
Fakta : Hanya berlian yang bisa menggores atau merusak berlian. Tetapi tetap saja berlian bisa rusak jika tidak disimpan dengan tepat.

4. Mitos : Mutiara larut dalam cuka
Fakta : Menurut legenda, Cleopatra melarutkan beberapa mutiara yang sangat berharga dalam cuka dan meminumnya untuk membuktikan kepada Marc Anthony bahwa ia minum minuman termahal sepanjang masa. Menurut ilmu pengetahuan modern, kalsium karbonat dalam mutiara dapat larut dalam cuka, tapi seberapa cepat tergantung pada seberapa besar adalah mutiara.

5. Mitos : Berlian dihargai berdasarkan warna
Fakta : Meskipun berlian warna biru memiliki harga yang lebih mahal, tetapi warna bukan menjadi penentu utama harga berlian. Hal yang juga menjadi pertimbangan harga berlian adalah potongan, clarity dan berat karat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar