sponsor

Berita Terbaru

Puisi 1993


Butir perasaan

Batu karang mulai terkikis
Ketika deburan-deburan cinta menerjang
Burung mulai bertanya
Angin ingin menjawab
Tetapi
Mereka belum mengerti
Dan tak akan tau
Seperti jumlah pasir dipantai
Karena
Aku hanya ingin memahami
Perasaan hatiku saat ini

Feb’93
Setengah gila

Pagi itu
Dan
Seperti halnya pagi ini
Aku hanya mampu berharap
Dalam penantian
            Bukan aku gombal
            Bukan aku tak tau malu
            Karena aku mencintaimu
            Dan
            Gila karenanya

Feb’93

Demi kamu

Saat putusanku terucap
Ada getar hati penyesalan
Bukan hati menyakiti
Tapi inilah jalan terbaik
Untuk kita berdua
            Mungkin kau memaki
            Atas kepalsuanku
            Dan bersumpah serapah
            Tapi inilah jalan terbaik
            Untuk dirimu
            Yang aku sayangi

Feb’93

Khayalku

Didinginnya malam ini
Terdengar jeritan malam
Menyayat hati
Tetesan-tetesan air
Menyirami bumi
            Terbayang angan-angan
            Pada dirimu
            Yang tersenyum padaku
Aku
Diam
Malu
Yakini senyum itu
Benarkah?
            Ah…
            Aku tersadar
            Aku menghayal

Feb’83

Kejenuhan

Sepi
Tapi tak sendiri
Dan
Tak sunyi
Seakan
Aku tak berarti
            Tak ada bisikan
Tak ada suara hati
Tak ada yang ingin kuucapkan
Aku muak
Aku jenuh
Aku tak ingin sendiri
Tak ingin kesepian
Aku dalam penantian
Menanti dirimu

Feb’93

Penyesalan

Kesedihan itu melanda
Ketika ia tak berbuat banyak
Hatinya menyesali
Entah mengapa
            Dan keinginannya
            Tertahan
            Tertunda
            Ia…
            Meratap
            Menangis
            ……
            Apa yang terjadi

Feb’93

Dari tiap

Tiap kali mata tertuju padamu
Tiap kali pula hati berdebar
Tiap kali rambutmu tertiup angina
Tiap kali pula kesejukan melanda diriku
Tiap kali kita berbicara
Tiap kali pula harapan itu ada
Tiap kali kulit kita bersentuhan
Tiap kali pula perasaan ini berkecamuk
Tapi
Tiap kali aku tersadar
Tiap kali pula aku muak kepadamu

Mei’93

Suatu malam

Malam itu
Ketika keagungan telah hilang
Bukan cinta lagi yang bicara
            Malam itu
            Ketika pengorbanan itu bermaksud
            Laknat itu merasuk
Malam itu
Ketika dosa itu terjadi
Kesetiaan
Kejujuran
Kepercayaan
Terhempas!
Oleh kemunafikan
Tetapi
Masih ada ketulusan dihatiku

Mei’93

Dibawah kesadaran

Ketika hatiku dalam kebimbangan
Melati itu datang padaku
Berkata dengan kepalsuan
Bergurau dengan kesinisan
Bertingkah dengan kemunafikan
            Aku tersadar
            Tak ada keistimewaan
            Tak ada keagungan
            Tak ada kejujuran
            Tak ada kepercayaan
Ada keanggunan diwajahmu
Bohong !..
Yang ada hanya birahi
Dan rasa kesepian yang mendalam
Aku tau
Karena dihatiku hanya ada satu harapan
Ya…
Harapan semu

Mei’93

Tinggal

Aku ada dipersimpangan
Menjalani
Menghayati
Menikmati
Kebersamaan kita
Walau tak murni
            Dan yang aku tau
            Kamu tak merasakan
            Tak mengalami hal seperti itu
            Sebagaimana aku
Tak apa
            Bukan hakku
            Karena aku bukan siapa
            Aku hanya aku
            Yang dalam kesendirian
Yang mencumbu baying dirimu
Dalam kesempatanku
Kamu hanyalah kekasih
Kekasih dalam hayalku
            Kamu yang manis
            Kamu yang cantik
            Kamu yang ayu
            Membuat aku bertahan
            Dalam semangatku
            Walau aku tak dapat menggapaimu
Aku punguk
Kamu bulan
Aku cinta kamu
Kamu tak cinta aku
Karena
Kamu cinta kekasih kamu
Aku tak mau tau
Aku tetap cinta kamu
            Kamu memusingkan
            Kamu memuakkan
            Kamu menyebalkan
            Kamu menjijikan
            Aku tak peduli
Aku tetap mengharapkanmu
Tak terasa
Waktu terus berjalan
Siang dan malam silih berganti
Berjalan apa adanya
Saat tiba detik-detik perpisahan
Terwujud keinginanku
Dari yang tak pernah terwujud
Aku dan kamu…
Desir angina
Deburan ombak
Dan semua yang ada saat itu
Menjadi saksi
Atas apa yang terjadi
            Tetapi
            Ketika saat itu terlewati
            Inilah akhir dari kebersamaan kita
            Ya..
            Waktu perpisahan tiba
            Lalu semuanya tinggal kenangan
            Oh..
            Kini aku
            Berjalan seperti diatas angin
            Melayang bagai kapas
            Hampa
            Dunia terasa asing dimataku
Dan ditengah kesadaran
Aku tak tau
Apa yang akan aku perbuat tanpa dirimu
Sungguh
Aku tak tau

Mei’93

Senyum

Hari ini
Kukumpulkan semua kekuatan
Untuk melangkah maju
Karena
Aku tak ingin
Kekecewaan
Menikamku
Kesedihan
Menggantungku
Dalam kehanyutan
Yang lalu biarlah berlalu
Seperti halnya
Siang berganti malam
Dan kini
Yang akan terjadi
Terjadilah
Karena
Aku akan tersenyum

Mei’93

Pukul 02:00 WIB

Lewat tengah malam
Kurasakan
Keresahan
Kegelisahan
Menemani tidurku
Aku terbangun
            Sebatang rokok
            Menghanyutkan diri
            Menghayati
            Menemani
            Kesendirian
Kugoreskan hitam
Diatas kertas putih
Pada bait-bait puisi
Untuk menghibur diri
Dari kerinduan
Akan melati
            Kini aku bertanya dalam hati
            Adakah kamu
Merasakan
Keresahan
Kegelisahan
Seperti yang kualami

Juni’93

Dari kenangan

Sisa-sisa
Waktu lalu
Saat aku
Menjalani
Sejarahku
            Sisa-sisa
            Yang tertinggal
            Khayalku
            Bersamamu
            Disisiku
Sisa-sisa
Tenaga
Menghempas
Angan itu
Dari khayalku
            Sisa-sisa
Tangismu
            Senyummu
Tetap membekas
            Dihatiku

Juni’93

Bila

Dikertas putih ini
Ingin kugoreskan tinta hitam
Tuk menuliskan syair-syair
Indah tentangmu
Agar terhibur hati
Dari kerinduan akan dirimu
Terbayang dibenakku
Apa yang akan aku tulis
Indah bola matamu
Pesona senyummu
Hangat pelukmu
Tapi
Semua itu tak jadi aku lakukan
Karena aku
Mana sempat

Juli’93

 Akanmu

Kala sunyi
Digelap malam
Menjelang kantuk
Yang merasuk
Aku berhayal
Tentangmu
Akan kamu
Yang berhayal
Menantikan
Dan
Mengharapkanmu
Mungkinkah?

Juli’93

Depan

Kekosongan
Kehampaan
Membuat tak berdaya
Bunyi-bunyi
Dan
Gerak angina
Terlihat
Tapi tak terdengar
Pikiran terhenti
Diam…
Waktu itu
Lalu
Waktu yang akan datang
Telah terlewati
Dari
Butir-butir kehidupan
Kini
Hanya ada akhir
Tapi
Ini adalah awal
Dan baru dimulai

Juli’93

Tau

Kamu
Salah satu cintaku
Yang membuatku
Berpikir dewasa

Kamu
Salah satu tujuanku
Yang membuatku
Dalam keseriusan

Kamu
Salah satu harapanku
Yang membuatku
Tak berarti

Kamu
Salah satu khayalku
Yang membuatku
Tak sadarkan diri

Agustus’93

Penantian

Mengisi kesibukanku
Dalam khayal
Dari sisi-sisi waktu
Dan
Dari sudut-sudut musim
Yang hadir
Mengusik hari-hariku
Lewat
Tatap mata
Dan
Ketenangan
Membuat diriku
Dekat kamu
Walau jauh
Dan teramat jauh
Lalu ketika
Dirimu akan kusentuh
Kamu sirna

Agustus’93

Mencari

Suara alam
Deru kehidupan
Tiap tempat
Pagi dan malam
Aku berjalan
Menyusuri
Tiap jalan dan lorong
Mengikuti suara hati
Kucari sosok bayangmu
Aku lelah
Aku gundah
Namun kaki
Sudah jauh melangkah
Tak mungkin
Kuhentikan
Kubayangkan
Wajahmu tersenyum
Bahagia bukan dusta
Menghampiriku
Yang telah lama
Mencarimu
Aku terpana
Dari kejauhan
Samar
Kulihat sepasang mata indah
Menatapku tak percaya
Perlahan
Dia berjalan kearahku
Dan ditengah kesadaran
Aku berdo’a
Semoga itu kamu

Sep’93

Satu dari ziarah

Dari pinggiran kota
Terbuang dan terpencil
Kurenungi hidup lalu
Yang pernah kujalani
Diantara desir angin
Dan bintang-bintang
Aku tertunduk malu
Atas kesalahan jiwa
Atas keberadaanku
Yang tiada berarti
Pada kejayaan dan kekuatan
Dan dari doa-doa  yang terucap
Ketemukan kembali
Keberadaanku

Sep’93

Terjadi

Didalam hati ini
Telah terukir
Suatu kenangan
Walau hanya khayalan
Tapi aku mempercayai
Seperti cerita nyata
Karena ini pernah terjadi
Diantara kita
Dan waktu
Pernah menyaksikan
Sepenuhnya

Sep’93

Terjaga

Aku
Pada tengah malam
Terjaga dari
Mimpi-mimpiku
Merasakan sesuatu
Kejadian
Bersamamu
Dan
Menikmati
Menghayati
Yang tak pernah terjadi

Sep’93

Cintaku

Ada perasaanku padamu
Yang tak kuucapkan
Bukan aku pengecut
Aku hanya takut
Kehilanganmu
Karena
Kamu gadis terbaikku
Yang dimiliki
Kekasihmu

Sep’93

Hilang

Aku terlena
Didalam pesona senyummu
Terbawa kealam mimpi
Yang kamu buat
Aku larut
Hanyut
Dan tak kembali

Sep’93

Mengulang yang lalu

Ilusi yang tertinggal
Diantara langkah kaki
Tak terbawa oleh
Iringan suara angin malam
Pada ujung terang
Ku tak mampu untuk kembali
Pada kisah lalu kita
Dan mengulangi
Apa yang pernah terjadi

Sep’93

Bayang

Kau bagai bayangku
Yang selalu mengikuti
Setiap langkahku
Menemaniku
Dalam kesendirianku
Setia dalam gerakku
Dan hilang ketika
Gelap datang padaku

Sep’93

Dari yang jatuh

Jauh dan semakin jauh
Kala kenangan telah berakhir
Pernah kutangisi
Kepergianmu…namun
Tangisku tak mampu
Untuk membuatmu
Kembali kesisiku
Tapi kini
Kucoba menyadari
Atas apa yang terjadi
Dan
Kucoba bangkit
Dari sisa-sisa kepercayaanku

Okt’93

Masihkah

Saat tibanya malam
Itu menjadi malam terindah
Bagi kita berdua
Masih ingatkah kau
            Saat nada mengalun
            Kau berada dalam pelukanku
            Mencari kehangatan diri
            Masih ingatkah kau
Saat aku tak berada didekatmu
Kau begitu gelisah
Lalu mencari diriku
Masih ingatkah kau
            Dan saat kebahagiaan kau alami
            Kau menjauhi diriku
            Melupakan apa yang pernah terjadi
Taukah kau aku tetap mencintai dirimu?

Okt’93

Dari khayalku

Dari merah bibirmu
Pasti bisa kutemukan
Kehangatan yang kucari

Dari tatapan tajam matamu
Mungkin bisa kutemukan
Kedamaian yang pernah ada

Dari hitam rambutmu
Sepertinya bisa kurtemukan
Kebahagiaan yang abadi

Dari keberadaanku
Mungkinkah kau mau
Hidup bersama diriku

Okt’93

Gusur

Teriknya mentari
Membakar jiwa
Tapi
Tak membuat tempat
Dimana sejuta kenangan
Tersimpan menjadi lebur
            Kencangnya terpaan badai
            Menggoyahkan semua pijakan
Tapi
            Tak merobohkan tempat
            Dimana harapan pernah ada
Kekuatan alam sepertinya mengetahui
Kenangan dan harapan
Tapi
Apakah penguasa dan buldoser tau !

Okt’93

Aliea I

Kamu jauh
Dan
Diantara hidupmu
Tak ada diriku
Tapi dirimu ada
Diantara hidupku
Kekasihmu bukan aku
Tapi kekasihku hanya kamu
Kamu hayalku yang nyata
Yang membuatku
Makin mengagumi
Dan selalu mencintaimu

Okt’93

Aliea II

Ketika kuberdiri
Ditepian pantai itu
Memandang deburan ombak
Yang bersahutan seperti
Hatiku mempertanyakan
Keberadaan dirimu

Dan sampai esok pagi
Saat mentari bersinar
Menghangatkan bumi
Akankah kutemukan
Sosok dirimu yang
Telah sekian lama kucari?

Lalu ketika kau kudapati
Hatiku berkata
“ jangan hiraukan mimpimu..”.

Okt’93

Aliea III

Perasaan cita hadir dihatiku
Menemani hari-hariku yang sepi
Menanti dirimu
Perlahan
Kembali diriku berhayal
Tentang kisah yang tiada pernah
Terjadi diantara kita
Lalu
Pesona senyum menghias bibirmu
Yang selalu mengucap
Syair indah untukku
Kemudian kita berpeluk mesra
Berjalan disetiap waktu
Dari tiap kesibukan
“ ah..aku berkhayal lagi “

Okt’93

Keputusasaan

Seorang lelaki kesepian
Telah lama berjalan
Terkenang masa lalu
Dalam keheningan malam
Mencari penabur cintanya
Tiap kota
Telah ia lalui namun
Kehampaan yang didapat
“ akankah ajal mempertemukan kita “
Bisiknya..

Nop’93

Dari cinta kita

Ketika kecantikanmu pudar
Cinta dihatiku masih ada
Ketika sifatmu berubah
Kekasihku tetap dirimu
Ketika gayamu samara
Sayangku hanyalah kamu
Ketika jiwa meninggalkan ragamu
Aku tak tau lagi apa
Yang mesti kuucapkan karena
Akupun tetap berada disampingmu

Nop’93

Puing harapan

Dari pertemuan kita
Ada yang tertinggal dihatiku
Sekeping cintamu
            Dari diam dan keangkuhanmu
            Ada yang tertinggal dihatiku
Tatap matamu
Dari amarahmu
Ada yang tertinggal dihatiku
Senyum manismu
            Dari kepergianmu
Ada tekat dihatiku
            Menanti…
Nop’93

Aliea IV

Pulang kekampung halaman
Yang tiada batas
Aku terpaku dan ternganga
Kutemukan reruntuhan penyangga
Dan batu-batu dinding
Rata dengan tanah pertiwi

Kuberjalan mencari kehidupan
Kudapati seorang gadis kecil
Menangis diantara puing-puing
Kutanya mengapa?
Ia mengatakan bahwa
Ayah ibunya mati oleh linggis dan palu

Des’93

Bau bangkai

Ketika bangkai itu tercium baunya
Memuakkan hidung yang mencium
Bahkan ada yang muntah
Bau itu menjalar keseluruh kota
Gempar
Semua mencela bau bangkai itu
Ketika hari-hari berlalu
Semua orang seakan tak menghiraukan
Bau itu lagi..walaupun
Bau itu masih tercium

Des’93

Tidak ada komentar:

Posting Komentar